Dalam instalasi linux perlu dipahami pembagian partisi, supaya ketika terjadi sesuatu pada sistem operasi, data-data Anda tidak hilang. Pada saat instalsi Linux ada 3 partisi utama yang harus anda buat yaitu :
1. Partisi /boot sebagai tempat file-file yang akan dijalankan ketika booting.
2. Partisi / sebagai tempat penyimpanan file system
3. Partisi swap, dimana swap berfungsi sebagai virtual memory.
Untuk data-data user sebaiknya menggunakan partisi tersendiri karena apabila Anda menyimpan file di dalam partisi root (/) maka ketika sesuatu terjadi pada system operasi dan harus dilakukan instalasi ulang maka data user ikut juga terhapus. Untuk yang biasa dengan Windows maka partisi itu ibarat drive, apabila drive C rusak maka ketika dilakukan instalasi ulang maka drive D tidak akan terhapus.
Contoh partisi Linux :
Kapasitas Hardisk = 100 GByte
boot 200MB /boot
LVM VolGroupKaltim
LogVolSwap 2048MB
LogVolTmp 2048MB /tmp
LogVolRoot 10240MB /
LogVolUsers 20480MB /data/users
LogVolShare 67384MB /data/share
Untuk mempermudah manajemen hardisk lebih baik digunakan konsep LVM (Logical Volume Manager), dengan menggunakan LVM maka kapasitas hardisk dapat ditambah dan dikurangi, jadi tidak terpusat pada ukuran partisi awal. Perlu diingat bahwa partisi boot harus berdiri sendiri dan tidak masuk dalam anggota LVM.
Perintah-perintah linux yang perlu dipahami dalam memahami partisi linux adalah : /sbin/fdisk –l dan df –sh
Pingback: Partisi linux (CentOS) « Bayu atmaja